Month: October 2013

5 Tips Menulis Ala J.K Rowling Pengarang Harry Potter

Posted on Updated on

Penulispro.com :: Komunitas Penulis Produktif Terbesar Indonesia

5 Tips Menulis Ala J.K Rowling Pengarang Harry Potter

J-K-Rowling-Harry-Potter-series-author

Mau bisa menulis Maha karya novel seperti Harry Potter ?baca yuk 5 hal yang bisa kita pelajari dari cara menulis J.K. Rowling:

1. Ketekunan.

Rowling mendapatkan ide mengenai Harry Potter pada tahun 1990, dan menghabiskan 17 tahun untuk mengerjakannya sebelum dia menyelesaikan seri terakhir novel tersebut, Harry Potter and the Deathly Hallows, pada 2007. 17 tahun melebihi rentang waktu seorang anak dalam menempuh jenjang Taman Kanak-Kanak sampai SMU.

Tips: Kita mungkin saja memulai sebuah proyek menulis dan masanya akan tiba—hari, minggu, atau bulan—dimana kita akan merasa bosan, frustasi, bahkan ingin rasanya berteriak meninggalkan itu semua selama-lamanya. Tapi lihatlah jika kita berhasil mengatasi itu. Berpikir menyeluruh.

2. Rowling menulis biografi di websitenya bahwa dia sedang berada di dalam kereta ketika ide mengenai Harry Potter melintas di benaknya. Dia tak memiliki kertas ataupun pena, sehingga dalam 40 jam perjalanan dengan kereta itu, hal yang ia lakukan hanyalah berpikir. Rowling memaksa dirinya untuk terus merenung agar dapat menyimpan setiap detail kisah Harry Potter. “Menurutku, jika saat itu aku langsung menulisnya di kertas, aku justru akan memperlambat segala ide yang muncul.”

Tips: Jangan terlalu cepat menulis sebuah ide. Pikirkan juga mengenai struktur, konsep, kesimpulan, dan cara bercerita yang akan kita terapkan sebelum menuliskannya. (Catatan: cara ini termasuk keunikan yang dimiliki Rowling. Sebagian besar penulis justru menulis secara acak setiap idenya di mana dan kapan pun itu. Mereka sering khawatir jika saja ide itu terlupakan apabila tak segera dituliskan).

3. Jika ide cerita cukup menarik, teknik menulis bisa menjadi sekunder. Rowling bukanlah penulis sekaliber Ernest Hemingway. Harry Potter dan Batu Bertuah bukan pula judul yang melegenda seperti, misalnya, di Indonesia orang banyak mengenal wiracarita Ramayana. Tulisan di novel pertamanya itu lebih mirip catatan jalan-jalan biasa. Tapi kalau kita melihat ide ceritanya, boleh jadi tak akan banyak orang yang bisa menyamainya.

Tips: Kalau kita memiliki sebuah kisah yang menarik, ceritakanlah. Orang lebih tertarik pada ide cerita terlebih dahulu, meskipun jika kita juga memiliki kemampuan menulis yang memadai, cerita itu akan lebih menarik lagi.

4. Keyakinan diri.

Pada saat memulai Harry Potter, Rowling adalah single mother yang harus berjuang menafkahi diri dan anaknya. Dia tak memiliki koneksi dengan industri penerbit, juga wadah untuk melakukan itu semua.

Tips: Dibutuhkan ketekunan, gairah, dan kenekatan si kecil Harry Potter untuk membuat diri kita cukup yakin dalam menembus dunia penerbit sebagai penulis pemula. Hal ini berbeda dengan kecenderungan penulis pemula yang lain, dimana mereka justru hanya bermodal nekat dan terburu-buru menyerahkan naskah kepada penerbit seolah akan menerbitkannya di sebuah website atau blog saja. Ingat, Rowling menyelesaikan Harry Potter selama kurang lebih 17 tahun, dan selama itu pula ia mengasuh anaknya tanpa seorang suami.

5. Menulis ketika sedang bersemangat. Rowling lebih suka menulis di sepanjang malam, atau di café-café yang sepi sambil mendengarkan musik. Hal itu membuatnya tenggelam dalam imajinasi. Ketika menyelesaikan “Deathly Hallows”, dia menyewa sebuah kamar hotel sehingga dia bisa menulis akhir cerita tanpa gangguan sedikit pun.

Tips: Kita mungkin tak sanggup menyewa sebuah kamar hotel atau menulis semalaman suntuk, terlebih lagi jika memiliki kegiatan rutin di pagi hari. Tapi kita bisa menyusun jadwal sehingga nantinya akan menulis dengan energi yang optimal, kapan dan di mana pun berada.

Sekian dan jangan lupa mampir ke www.penulispro.com untuk tips copywriting lainnya ! Jangan lupa ya !! — with Zeest Zehra.

 

8 Langkah Jadi Penulis

Image Posted on Updated on

8 Langkah Jadi Penulis

24022012-Cover-Buku-Menulis-Itu-Gampang

SIAPAPUN pun bisa menulis buku, termasuk Anda. Mulailah dari langkah-langkah kecil ini dan jadilah penulis. Yuk, mulai!

Step 1: Tentukan Jenis & Segmen

             Jenis. Tentukan sejak awal apakah ingin menulis sebuah novel, buku tips, atau kumpulan cerpen. Jika Anda telah memiliki banyak kumpulan cerita pendek, tak ada salahnya menggabungkan cerpen itu menjadi sebuah buku. Carilah benang merah untuk setiap cerita. Bila ingin menulis novel, tentukan jalan cerita sejak awal. Untuk buku tips atau fakta, rajin-rajinlah mencari sumber yang bisa dipercaya sebagai bahan tulisan.

             Segmen. Setelah menentukan tema, waktunya menentukan siapakah pembaca Anda. ini penting untuk menentukan gaya penulisan. Bila segmennya dewasa, tidak lucu kan kalau gaya penulisan menggunakan bahasa remaja. Jadi, usahakan untuk memposisikan diri sebagai pembaca.

Step 2: Buat outline

Agar tema tak lari ke mana-mana, buatlah outline atau ringkasan ide. Misalnya, bab 1 membahas tentang cerita si A, bab selanjutnya membahas tentang cerita si D, buatlah ringkasan cerita hingga usai. Dengan menentukan jalan cerita sejak awal bisa meminimalisir terjadinya ide buntu di tengah jalan. Banyaknya bab tergantung sebanyak apa ide yang ingin dituangkan. Coba mulai melirik buku-buku yang telah diterbitkan. Dari sana, Anda bisa banyak belajar.

Step 3: Buat deadline

Target merupakan hal penting dalam menulis. Deadline tetap diperlukan agar buku cepat selesai. Jadi, buatlah tenggat waktu untuk setiap bab, tuliskan pada outline. Luangkan waktu setidaknya 30 menit dalam sehari untuk menulis. Kalau perlu, mintalah seorang teman untuk mengingatkan.

Step 4: Siapkan referensi

Perkaya ide dan referensi untuk memperkaya tulisan dengan banyak membaca. Apalagi jika ingin menulis buku tips, tak ada salahnya untuk sering bertukar ide dengan rekan lain. Referensi bisa didapat dari berbagai sumber, mulai dari buku, internet, serta pengalaman orang sekitar.

Anda juga bisa kok mengamati keadaan sekitar sebagai sumber ide. Sesekali, carilah tempat asyik untuk menulis, di kafe kesayangan misalnya. Psst, curhatan seorang teman juga bisa dijadikan ide tulisan yang menarik lho.

Step 5: Tulis, tulis, tulis

Bingung mau memulai dari mana, cobalah untuk menulis lepas atau free writing. Tuangkan apa pun yang ada dalam pikiran dalam bentuk tulisan, istilahnya ‘pemanasan’. Percaya deh, biasanya Anda akan langsung terbawa dan tanpa sadar telah menulis sebuah jalan cerita. Memang sih, kadangkala kita membutuhkan mood untuk mulai menulis, namun penulis yang baik tak perlu menunggu mood untuk mulai menulis. Bangunlah mood menulis dengan menulis.

Stephen King dalam bukunya yang berjudul On Writing mengatakan, jika ingin mulai menulis, menulislah dengan bebas, abaikan ejaan dan tanda baca, biarkan imajinasi terbang bebas. Untuk memperbaikinya, lakukan ketika sudah selesai.

Step 6: Review

Jangan lupa membaca ulang tulisan, setiap selesai satu bab. Apakah ritmenya sudah mengalir atau masihkah ada kesalahan penulisan. Agar lebih mudah, buatlahhardcopy setelah selesai menulis. Buat juga lampiran lengkapnya, seperti cover dan daftar isi. Bacalah kembali dan catatlah apa yang sekiranya pelu diperbaiki. Ini lebih efektif dibanding Anda mengeditnya lewat komputer.

Step 7: Minta testimoni

Buku telah selesai, waktunya meminta pendapat. Pilih rekan yang Anda percaya untuk membaca karya tersebut. Setidaknya biarkan ia dibaca oleh tiga orang yang berbeda. Mintalah masukan tentang kelebihan dan kekurangannya.

Jangan takut dikritik, jadikan sebagai sarana untuk bisa menulis lebih baik. Namun, tak perlu juga terpaku pada kritikan. Biarkan karya tersebut tetap menjadi milik Anda, tak perlu mengubah jalan cerita atau gaya penulisan hanya karena satu orang rekan tak suka. Kecuali jika pihak penerbit yang memintanya.

Step 8: Publish!

Saatnya untuk berjuang. Banyak cara yang bisa dilakukan agar karya Anda bisa dinikmati banyak orang. Ingin indie atau penerbit, bisa! Pilihan di tangan Anda. (Ayunda Pininta Kasih)

8 CARA MENUMBUHKAN MINAT BACA

Posted on Updated on

8 CARA MENUMBUHKAN MINAT BACA

1325830725829882482

repost from : APRIL 12, 2013,by ARRY RAHMAWAN

Buat saya membaca adalah hal yang sangat menyenangkan, namun seringkali membaca adalah hal yang sangat dihindari atau malas dilakukan hampir setiap orang. Padahal, kalau misalnya kita ingin berkaca, semua negara-negara yang maju itu penduduknya memiliki kualitas dan kuantitas membaca yang jauh lebih banyak dari negara-negara lainnya.

Saya pernah membaca dari sebuah surat kabar di tahun 2010 (semoga saat ini sudah meningkat), Indonesia memiliki nilai indeks membaca sekitar 0,001. Artinya, dari seribu orang Indonesia hanya ada satu orang saja yang memiliki minat baca sangat tinggi. Bandingkan dengan Amerika yang memiliki indeks membaca 0,45 dan Singapura yang memiliki indeks 0,55. Sementara Jepang memiliki indeks 17 koma sekian. Berdasarkan survei UNESO, budaya baca masyarakat Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara yang paling rendah di kawasan ASEAN.

Jadi, salah satu cara (paling) sederhana untuk meningkatkan kemajuan bangsa ini dapat dimulai dari satu hal: membaca. Bagaimana cara menumbuhkan minat baca agar kita selalu senang dan ketagihan membaca?

MENGALOKASIKAN WAKTU KHUSUS UNTUK MEMBACA

Awalnya dulu saya tidak suka membaca, sampai akhirnya saya menerapkan 10-15 menit membaca buku apapun setiap hari yang akhirnya sampai sekarang ini menjadi kebiasaan baik saya. Hal ini mungkin juga bisa Anda coba, yaitu memulai untuk membaca setiap hari, 10-15 menit saja secara konsisten kemudian setiap bulannya Anda tambah sedikit demi sedikit dan sekarang saya bisa membaca buku hingga satu atau dua jam setiap harinya.

 

 

 

MEMBELI BUKU SETIAP MINGGU

Korbankan uang saku Anda untuk membeli buku-buku berkualitas atau recommendedsetiap pekannya, terlepas Anda akan membacanya atau tidak. Dengan membeli buku terus menerus, mau tidak mau Anda pun akan ‘dipaksa’ untuk membaca (karena kalau ga dibaca sayang).

MANFAATKAN WAKTU MENUNGGU

Waktu menunggu bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca. Waktu menunggu dapat ditemui saat kita menunggu bis, sedang ada di angkot, menunggu seseorang untuk bertemu, atau apapun.

MEMILIKI LIST BUKU POPULER ATAU REKOMENDASI

Salah satu alasan kenapa kita malas membaca adalah karena saat kita membaca buku atau apapun itu, kita mendapatkan hal yang kita tidak sukai untuk membacanya. Maka pada waktu itu hal yang saya lakukan adalah meminta beberapa list buku yang direkomendasikan oleh guru atau dosen saya yang kemungkinan menariknya lebih besar dan ternyata benar, memang lebih bagus dan saya pun senang membacanya.

BELAJAR EFFECTIVE READING

Survey membuktikan saat ini hanya satu dari dua puluh orang yang kemampuan membacanya berkembang sejak SD. Di internet, Anda bisa menemukan bagaimana cara membaca dengan lebih baik, cepat, konsentrasi, dan lebih paham. Jika memang kurang, CerdasMulia Leadership and Training Center menyediakan itu. Namun, yang ingin saya tekankan di sini adalah, salah satu cara menumbuhkan minat baca adalah dengan belajar membaca efektif yang ternyata sangat jauh berbeda semenjak kita berada di SD dulu.

MEMBACA SAAT ISTIRAHAT ATAU SEBELUM TIDUR

Ini juga bisa dilakukan jika ternyata selama waktu Anda sangat sibuk dan penuh dengan aktivitas. Gunakan waktu istirahat Anda dengan membaca, atau rutinkan membaca buku walaupun sedikit sebelum Anda tidur.

MEMBUAT TARGET MEMBACA

Anda punya rencana membaca? Rencana membaca adalah target atau daftar buku apa yang harus ditamatkan untuk dibaca pada minggu atau bulan ini. Saya punya target bahwa setiap bulannya saya menamatkan (menamatkan loh ya, bukan hanya sekedar membaca) sekitar 3-5 buku di luar buku kuliah yang kemudian di resume atau dibuat ringkasannya.

BERDISKUSI DAN BERGABUNG DI KOMUNITAS

Berdiskusi bisa menjadi cara ampuh untuk tetap menjaga kita tetap semangat membaca. Saya membiasakan di CerdasMulia Leadership and Training Center, setiap trainer dan manajemen untuk membedah buku sepekan sekali dan membuat slide presentasinya untuk kemudian didiskusikan dan menjaga semangat membaca. Kita juga bisa menerapkannya di komunitas kita. Misalkan saya tergabung di Komunitas TDA Kampus, maka ada beberapa acara yang dikhususkan sebagai acara bedah buku.

Menurut saya, sangat tidak ada ruginya kita menjadi seorang yang sangat senang dengan membaca. Benar-benar tidak ada ruginya. Tidak perlu takut menjadi orang yangintrovert, kaku, atau malah terkesan aneh karena kita kutu buku. Justru orang-orang yang saya kenal, yang kebiasaan membacanya kuat menjadi seorang yang sangat supel, hangat, dan nyambung dengan apapun yang dibicarakan.

Apakah Anda memiliki tips dan trik lainnya?

 Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook